Info Sehat

Article create by : dr. Alfira Ulfa, Sp.THT-BKL,FICDS

Dokter Spesialis THT RS Pelabuhan Jakarta

 

Tonsilitis atau penyakit radang amandel adalah kondisi ketika amandel mengalami inflamasi atau peradangan. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak usia 3–7 tahun. Meski begitu, radang amandel juga dapat terjadi pada orang dewasa, terutama lansiaAmandel atau tonsil adalah dua kelenjar kecil di tenggorokan yang berfungsi untuk mencegah infeksi, khususnya pada anak-anak. Namun, seiring bertambahnya usia dan makin kuatnya daya tahan tubuh, fungsi amandel mulai tergantikan dan ukurannya secara perlahan akan menyusut.

Penyebab: Biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Beberapa jenis virus yang menjadi penyebab radang amandel adalah virus yang juga menyebabkan batuk pilek atau flu. Gejala utama radang amandel adalah pembengkakan amandel dan rasa sakit ketika menelan. Kondisi ini juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti suara serak, demam, bau mulut, batuk, dan sakit kepala.

Faktor Risiko: Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami tonsilitis yaitu : Anak-anak, lingkungan padat penduduk dan tempat umum seperti sekolah, tempat penitipan anak, penjara, asrama serta Kondisi yang mempengaruhi sistem imun, seperti penggunaan steroid jangka panjang dan malnutrisi.

Gejala: Umumnya gejala tipikal seperti nyeri tenggorokan, Sulit menelan, , pembengkakan kelenjar getah bening di leher, suara serak, demam, bau mulut, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Namun, dapat terdapat gejala atipikal pada anak berupa nyeri perut, mual dan muntah.Tonsilitis akut memiliki gejala tipikal dan dapat disertai obstruksi jalan napas seperti mendengkur, gangguan tidur dan obstructive sleep apnea (OSA).

Diagnosis: Diagnosis tonsilitis dimulai dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menentukan tipe tonsilitis dan kemungkinan etiologi penyebabnya. Pemeriksaan penunjang seperti kultur bakteri, Rapid Antigen Detection Test (RADT) dari usap tenggorok serta antibodi antistreptokokus dan pemeriksaan radiologi dapat dilakukan apabila menyebar ke struktur leher bagian dalam.

Pengobatan: Penatalaksanaan tonsilitis secara umum adalah terapi suportif dengan pemberian cairan dan nutrisi adekuat serta penggunaan antibiotik dan analgesik sesuai derajat keparahan. Tindakan tonsilektomi merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan dengan mengangkat tonsil dan kapsulnya serta menyayat ruang peritonsil antara kapsul tonsil dan dinding otot. Beberapa indikasi absolut tindakan tonsilektomi, sebagai berikut : Obstruksi saluran napas baik nasofaring maupun orofaring oleh tonsil, adenoid dan keduanya menyebabkan obstructive sleep apnea (OSA), Gangguan menelan karena obstruksi orofaring oleh tonsil, Tumor ganas pada tonsil, Pendarahan yang tidak terkendali pada tonsil

 

Pencegahan: Upaya pencegahan dilakukan dengan berolahraga teratur, menjaga kebersihan mulut, berhenti merokok, dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, misalnya dengan menjaga kebersihan tangan, mengikuti etika batuk atau bersin yang benar, serta tidak berbagi makanan, gelas, atau peralatan makan lainnya dengan individu yang sedang sakit. Serta lakukan vaksinasi untuk mencegah tonsilitis bakteri, misalnya yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteria dan Haemophilus influenzae tipe B.

Prognosis: Prognosis dipengaruhi oleh ada tidaknya rekurensi dan komplikasi tonsilitis. Tingkat mortalitas akan meningkat jika terdapat komplikasi seperti abses peritonsilar atau demam reumati

Penting untuk diingat bahwa informasi di atas hanya memberikan gambaran umum tentang penyakit tonsilitis. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki gejala atau faktor risiko yang berhubungan dengan Tonsilitis, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan pengelolaan lebih lanjut.

Baca Juga